Mahameru

Kebanyakan orang tahunya lokasi Gunung Semeru ada di Malang, Jawa Timur, karena akses masuk oleh pendaki dari seluruh penjuru negeri biasanya dimulai dari Desa Tumpang, Malang. Nyatanya, atap tertinggi Pulau Jawa ini secara administratif terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Wah, ternyata Semeru itu milik Lumajang, toh. Berarti bisa ditempuh dari Lumajang, dong?

Gunung Semeru termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru. Puncaknya yang banyak dikenal dengan Mahameru memiliki ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan kawah bernama Jonggring Saloko yang masih aktif mengeluarkan gas beracun berupa asap tebal yang disebut wedhus gembel serta aliran lahar dingin. Suhu di puncak Mahameru mencapai 4-10 derajat celcius dan minus 0 derajat celcius pada musim kemarau. Tak kaget kalau akan dijumpai kristal-kristal es. Konon, gas beracun inilah yang dihirup Soe Hok Gie, aktivis sekaligus mahasiswa Universitas Indonesia, dan temannya saat mendaki Gunung Semeru pada tahun 1969.

Sebagai salah satu gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Semeru masuk ke dalam 7 summit Indonesia dan masih menjadi primadona untuk pendakian anak negeri maupun pendaki mancanegara.

Apalagi seiring dengan perkembangan teknologi dan media, Mahameru makin diminati dan banyak orang berbondong-bondong untuk menaklukkan puncak gunung ini. Nah, di sini pembaca akan diajak untuk mendaki dan menikmati keindahan atap tertinggi Pulau Jawa ini secara tertulis. Siapkan tas carrier dan keperluan mendaki lainnya!

Pintu Masuk Gunung Semeru

Salah satu jalur yang bisa ditempuh adalah lewat Lumajang, tepatnya di Kecamatan Senduro. Jarak tempuh dari kota Lumajang kurang lebih 1,5 jam ke arah barat atau ke arah Desa Ranu Pani yang masih di bawah Kecamatan Senduro. Akses jalan raya sangat baik karena beraspal dan muat untuk dua mobil saling menyalip. Jalanan berkelok yang terus menanjak ini melewati Alas Burno, area hutan dengan pepohonan tinggi dan lebat. Beberapa area juga ditumbuhi pohon bambu yang cukup rapat di kanan dan kiri sehingga menutupi cahaya matahari. Jalanan ini cukup lengang karena lalu lalang kendaraan tidak terlalu banyak. Meskipun terkesan sepi, tapi menempuh perjalanan di jalur ini cukup menyenangkan dan diminati banyak orang.

Tarif: Pendaki Nusantara (Rp19.000 per orang per hari di hari kerja dan Rp24.000 per orang per hari di hari libur); Pendaki Mancanegara (Rp210.000 per orang per hari di hari kerja dan Rp310.000 per orang per hari di hari libur).

Semua persyaratan sudah terpenuhi, saatnya memulai pendakian. Akan ada beberapa pos yang didatangi. Kebanyakan pendaki akan menghabiskan 3-5 hari pendakian. Tujuan utamanya adalah Ranu Kumbolo dan Kalimati, sebelum kemudian dilanjut menuju puncak Mahameru. Berikut adalah gambaran jalur pendakian Gunung Semeru.

Syarat dan Jalur Pendakian

Nah, bagi para calon pendaki Gunung Semeru, ada beberapa hal yang perlu disiapkan, sebagai berikut.

1. Surat keterangan sehat
2. Fotokopi kartu identitas
3. Mengisi SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi)
4. Membawa meterai 6000, ini dibutuhkan untuk ditempel di surat izin yang harus ditandatangani oleh ketua rombongan (wajib melampirkan KTP asli sebagai jaminan).
5. Usia minimal 10 tahun (khusus pendaki 10-17 tahun wajib melampirkan surat izin dari dan fotokopi KTP orang tua).
6. Membawa perlengkapan pendakian sesuai SOP Gunung Semeru.
7. Membawa perbekalan secukupnya (sebagai informasi, ada beberapa pos yang menjual makanan di sepanjang jalur pendakian menuju Ranu Kumbolo).
8. Mengikuti briefing sebelum memulai pendakian (selama 30 menit-1 jam).
9. Membeli tiket masuk; sejak tahun 2017, tiket masuk Gunung Semeru hanya bisa dilakukan secara online melalui situs resmi bromotenggersemeru.org milik Balai Besar (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).

# Bagikan informasi ini kepada teman Anda